25 Desember 2009

SELAMAT JALAN BUNDA "LOVE U ALWAYS"



BUNDA


Ku buka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambaran diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang

Nada - nada yang indah
Slalu terurai dari dirinya
Tangisan nakal dari bibirku
Tak kan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang
Oh bunda ada dan tiada dirimu kan slalu ada di dalam hatiku


Lagu karya melly goeslaw di atas mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Lagu yang menggambarkan tetang sosok seorang ibu yang begitu tulus, penuh perjuangan dan pengorbanan, memberikan segalanya untuk kita namun kadang kita memberinya racun yang berbisa. Walaupun begitu itu semua tak menjadi arti buat beliau. Sebesar apapun kesalahan kita, pintu maaf selalu terbuka lebar untuk kita. Ya Tuhan... Begitu tulus dan mulianya ciptaanmu yang satu ini. Kesabaran yang tertanam dan tercermin dalam sanubarinya serta keikhlasan yang terpancar dari dirinya membuatnya tak pantas untuk dilukai. Pantas saja jika syurga berada di telapak kaki ibu. Hangatnya sentuhan dan kasih sayangnya kini membuatku menitikkan air mata. Teringatku akan masa 2 tahun silam.

9 bulan ku berada dalam kandungannya. 9 bulan itu pula bunda merasakan sakit karena keadaan perut yang semakin membesar. Rasa letih dan lelah tak pernah beliau rasakan. Itu semata - mata hanya ingin aku lahir ke dunia ini untuk menjadi generasi penerusnya yang baik, soleha dan berbakti kepada kedua orang tua. 9 bulan bukanlah waktu yang singkat agar bisa melihat aku di dunia ini. Berbagai halangan dan rintangan selalu ada menghantuinya. Tapi ia tak pernah gentar. Tak peduli walau harus berkorban mempertaruhkan seluruh jiwa bahkan nyawa sekalipun dia rela asal aku bisa melihat indahnya dunia ini. Ya Tuhan... Tak bisa terbahasakan dengan kata - kata begitu besarnya dia menginginkan aku. Saat penantian itu tiba tangisan kecil dari dirikupun disambut bahagia oleh semua orang terutama ibu. Tetes airmata kadang hadir ssaat ibu mendekapku erat penuh cinta kasih. Kadang juga seulas senyumpun mengembang di balik bibirnya dan saat itu juga wajahnyapun berseri penuh bunga - bunga bahagia. Ku merasa damai saat ada di dekatnya. Sentuhannya yang halus, pelukannya yang hangat, kecupannya yang mesra membuat diriku merasa penuh berarti. Dengan tulusnya rasa kasih sayang dan cintanya yang begitu dalam ibu merawatku dengan baik hingga aku sebesar ini. Ibu mendidikku dan mengajariku banyak hal. (Kesederhanaan hidup agar tak terbawa arus duniawi yang menipu, selalu bersyukur atas apa yang di dapat dalam situasi apapun. Ikhlas dan lapang dada saat cobaan mendera, sikap saling memaafkan walau sebesar apapun kesalahan orang lain, rendah hati, ringan tangan yang harus selalu di tanamkan serta peduli dan peka terhadap lingkungan dan orang lain)... hmmm... sungguh baik budi ibu yang telah di ajarkan padaku. Aku jadi semakin mengerti tentang kehidupan ini.


Jauh ku layangkan pandanganku menerawang permadani biru tak berbatas, mentap luasnya cakrawala dalam perut bumi. Ada yang tebersit dalam fikiranku. Do'a yang menjadi harapan dan impian untuk sang bunda semoga bisa terwujud. Harapan untuk bisa meniti hari bersama - sama yang selama ini gak pernah bisa aku rasakan karena terlalu sibuk diri kita masing - masing. Impian untuk membahagiakan bunda setelah lulus SMA. Tapi ternyata takdir berkehendak lain.

17 tahun kita bersama, mengarungi waktu suka duka bersama, berbagi kasih sayang dan pengalaman. Namun siapa sangka waktu selama 17 tahun itupun harus berakhir dalam kesedihan dan genangan airmata. Jalan hidup kita harus terpisah antara dua dunia. Dunia nyata dan maya. What this?... yeah... kematian. Kematian mengakhiri semuanya. Ya Tuhan... kenapa di saat aku membutuhkannya Engkau pisahkan kami?. Sedih memang. Apalagi di usiaku yang waktu itu baru 17 tahun. Masih butuh kasih sayangnya, masih perlu belajar banyak dari beliau dan aku juga belum sempat membuatnya bahagia. hikz hikz hikz... sepi kini ku rasakan tanpa bunda. Tak ada tutur sapa dan kata - kata lembut yang kini terdengar lagi. Tak ada belaian dan kasih sayang yang tulus yang bisa ku rasakan lagi. Andai waktu dapat ku putar kembali aku akan datang saat - saat indah bersamanya. kini... 2 tahun sudah kita terpisah. Di hari ibu tanggal 22 desember kini ku ucapkan HAPPY MOTHER'S DAY to my MOM. Selamat jalan bunda. Akan selalu kuingat dan ku amalkan apa yang telah kau lakukan, berikan dan ajarkan. Semoga kelak ku bisa melanjutkan perjuanganmu. Perjuangan tanpa kenal lelah mengarungi kerasnya kehidupan, meniti terjalnya jalan berliku demi sebuah impian dan cita - cita. Sebait do'a dariku akan selalu ku panjatkan untuk menemani tidurmu yang panjang. Semoga Tuhan menempatkanmu di tempat yang paling indah dan kelak kita bisa bertemu jika tiba masanya. AMIENNN....




(http://melaimutz.blogspot.com/)

1 komentar:

yudi ckg mengatakan...

wah baru tahu aku kalau kamu dah gak punya ibu...aku bersyukur masih punya ibu..walau gakayah tlah tiada ketika aku juga berusia 17 tahun....hikz..jadi ingat ayah pula aku...
yah sebagai anak kita cuma bisa mendoakan ortu kita baik mereka masih hidup apalagi dah tiada...

Posting Komentar